- Build With Layoutin
- Posts
- The Great Migration #1
The Great Migration #1
Bagaimana Marketplace Mengubah Seller Jadi Advertiser

Dulu, jualan online terasa mudah banget.
Upload produk, pasang foto, kasih harga, lalu tunggu pembeli datang.
Kadang belum sempat rebahan, notifikasi pesanan sudah bunyi.
Marketplace waktu itu kayak anugerah.
Bikin semua orang bisa punya toko sendiri, tanpa modal besar, tanpa ribet bikin website.
Semua serba instan, serba cepat, serba ramai.
Bagi banyak orang, itu jadi awal perubahan besar:
dari sekadar hobi, jadi penghasilan.
Dari jualan kecil di rumah, jadi usaha sungguhan.
Tapi lama-lama, ada yang berubah.
Produk yang dulu gampang muncul di pencarian,
tiba-tiba tenggelam entah ke mana.
Pesanan mulai sepi.
Sampai suatu hari, muncul tombol baru di dashboard: “Pasang Iklan.”
Katanya supaya toko lebih terlihat.
Lalu muncul “Campaign Harbolnas”, “Flash Sale”, “Gratis Ongkir”.
Awalnya cuma tambahan.
Tapi lama-lama, terasa seperti kewajiban.
Yang dulu cukup upload, sekarang harus bayar supaya terlihat.
Yang dulu gratis, sekarang dibungkus algoritma yang makin rumit.
Pelan-pelan, kita bukan lagi pedagang yang menunggu pembeli,
tapi pengiklan yang sibuk mempertahankan posisi.
Dan di situ mulai muncul perasaan aneh:
Kok jualan sekarang terasa seperti kerja buat sistem?
Setiap klik butuh biaya, setiap promosi punya syarat.
Kalau seperti ini terus, kita malah saling rebutan traffict dari siapa paling kuat bakar uang.
Kita pikir kita masih jualan kayak biasa nya.
Padahal tanpa sadar,
kita udah jadi advertiser untuk produk sendiri.
Kemudian datang masa tenang yang gak benar-benar tenang.
Pesanan masih ada, tapi pembelinya yang gak ingat siapa kita.
Yang mereka ingat cuma:
Aku beli di marketplace itu.
Padahal yang kerja keras: kita.
Yang bayar iklan, foto produk, jawab chat, kirim paket juga kita.
Dan dari situ mulai muncul pertanyaan yang semakin bikin kepala pusing.
kalau setiap bulan kita rela bayar untuk dilihat,
kenapa gak sekalian bangun tempat sendiri yang gak bisa diambil orang lain?
Mungkin bentuknya webstore kecil,
atau form repeat order sederhana.
Gak perlu yang terlalu canggih gimana, gak perlu langsung ramai.
Yang penting bisa tumbuh dan dikontrol.
Karena jualan tanpa kendali,
lama-lama bikin kita lupa siapa pemilik usaha ini.
Dan mungkin itu inti dari The Great Migration:
bukan tentang pindah dari marketplace,
tapi tentang pulang ke arah semula.
Pulang ke niat awal kenapa kita mulai jualan.
Pulang ke rasa ingin bantu pelanggan,
bukan sekadar kejar trafik.
Pulang ke makna jadi pedagang yang sesungguhnya.
The Great Migration adalah perjalanan pelan-pelan para seller Indonesia,
dari sekadar pengiklan di sistem orang,
jadi pemilik sistemnya sendiri.
Build With Layoutin — karena yang dijual bukan cuma produk,
tapi kendali atas bisnis kamu sendiri.
Kadang, langkah kecil kayak punya satu halaman jualan sendiri aja
bisa ngebalikin rasa punya kendali.
Coba deh liat Layoutin Scalev — tempat di mana halaman produk bukan cuma buat jualan,
tapi buat cerita tentang brand kamu juga.
Pelajari Layoutin – bangun webstore kamu dengan kendali penuh.